Sabtu, 06 Oktober 2012

moments

by : one direction

[Liam]
Shut the door
Turn the light off
I wanna be with you
I wanna feel your love
I wanna lay beside you
I cannot hide this
Even though I try

Heart beats harder
Time escapes me
Trembling hands
Touch skin
It makes this harder
And the tears stream down my face

[Harry]
If we could only have this life
For one more day
If we could only turn back time

[All]
You know I’ll be
Your life
Your voice
Your reason to be
My love
My heart
Is breathing for this
Moment
In time
I’ll find the words to say
Before you leave me today

[Niall]
Close the door
Throw the key
Don’t wanna be reminded
Don’t wanna be seen
Don’t wanna be without you
My judgment's clouded
Like tonight's sky

[Louis]
Hands are silent
Voice is numb
Try to scream out my lungs
It makes this harder
And the tears stream down my face

[Harry]
If we could only have this life
For one more day
If we could only turn back time

[All]
You know I’ll be
Your life
Your voice
Your reason to be
My love
My heart
Is breathing for this
Moment
In time
I’ll find the words to say
Before you leave me today

[Zayn]
Flashing lights in my mind
Going back to the time
Playing games in the street
Kicking balls with my feet

There’s a numb in my toes
Standing close to the edge

There’s a pile of my clothes
At the end of your bed

As I feel myself fall
Make a joke of it all

[All]
You know I’ll be
Your life
Your voice
Your reason to be
My love
My heart
Is breathing for this
Moment
In time
I’ll find the words to say
Before you leave me today

You know I’ll be
Your life
Your voice
Your reason to be
My love
My heart
Is breathing for this
Moment
In time
I’ll find the words to say
Before you leave me today  

fase dan tugas perkembangan

Fase dan Tugas Perkembangan

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa teori-teori yang ada dapat digolongkan menjadi 3 macam yakni :
1. Fase berdasarkan Biologis
2. fase berdasarkan Didaktis
3. Fase berdasarkan Psikologis

I. Fase berdasarkan Biologis
Yang dimaksud dengan fase berdasarkan biologis adalah : para ahli mendasarkan bahasanya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak.
Yang termasuk kelompok ini antara lain :

a. Menurut Kretschmer, bahwa perkembangan anak terbagi menjadi 4 fase, yaitu :
• Fullungs periode I : umur 0 : 0 – 3 = o, pada masa ini dalam keadaan pendek, gemuk, bersifat terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
• Strecungs periode I : umur 3 : 0 – 7 : 0, kondisi badan anak tampak langsing (tidak begitu gemuk) biasanya sikap anak tertutup, sukar bergaul dan sukar didekati.
• Fullungs periode II : umur 7 : 0 – 13 : 0, keadaan fisik anak kembali gemuk.
• Strecungs periode II : umur 13 : 0 – 20, keadaan fisik anak kembali langsing.

b. Menurut Aristoteles, bahwa perkembangan anak terbagi dalam 3 fase, yaitu :
• Fase I : umur 0-7 disebut masa nak kecil, kegiatan anak waktu ini hanya bermain.
• Fase II : umur 7-14, masa sekolah, dimana anak mulai belajar di sekolah dasar.
• Fase III : umur 14-21, disebut masa remaja atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan (transisi)dari anak menjadi dewasa.

c. Sigmud Freud, membagi perkembangan anak menjadi 6 fase , yaitu :
• fase Oral : 0-1 : pada fase ini mulut merupakan sentral pokok keaktifan yang dinamis.
• fase anal : 1-3 : dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran.
• fase phalis : 3-5 : pada fase ini alat kelamin merupakan daerah organ paling perasa.
• fase Latent : 5-12/13 : impuls-impuls cenderung berada pada kondisi tertekan.
• fase pubertas : 12/13-20: fase ini impuls-impuls (dorongan kembali menonjol).
• fase Genital : umur 20 ke atas : seseorang telah sampai pada awal dewasa.

d. Jasse Feiring Williams
Ia membagi perkembangan anak dengan :
• Masa nursery dan kendergarden 0-6
• Masa cepat memperoleh kekuatan/tenaga 6-10
• Masa cepat perkembangan tubuh 10-14
• Masa adolesen 14-19 masa perubahan pola dan kepentingan dan kemampuan anak dengan cepat.

Fase berdasarkan Dedaktis
Yang dimaksud dari tinjauan ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang dapat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang metode yang paling efektif untuk diterapkan dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu. Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini antara lain :

a. Johann Amos Comenius (Komensky)
• Scola maternal (sekolah ibu) usia 0-6, anak menggambarkan organ tubuh dan panca indera di bawah asuhan ibu (keluarga).
• Scole vermacula (sekolah bahasa ibu) usia 6-12, mengembangkan pikiran, ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah (bahasa ibu)
• Scola latina (sekolah bahasa latin) masa anak mengembangkan potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing, pada usia 12-18.
• Academia (akademi) adalah pendidikan yang tepat bagi anak usia 18-14 tahun.

b. Jean Jacques Rousseau
Dalam karyanya “Emile eu du I’education”, memuat tahapan perkembangan anak antara lain :
• Usia 0-2 tahun : masa asuhan (nursery)
• Usia 2 –12 tahun : masa pentingnya pendidikan jasmani dan alat-lat indera.
• Usia 12-15 tahun : masa berkembangnya fikiran dan juga pubertas.
• Usia 15-20 tahun : masa pentingnya pendidikan serta pembentukan watak, kesusilaan, juga pembinaan mental agama.

c. Maria Montessori, membaginya dengan :
• 1-7 tahun : masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui alat indra.
• 7-12 tahun : masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan masalah kesusilaan, mulai fungsi perasaan ethisnya.
• 12-18 tahun : masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.
• 18-24 tahun : masalah pendidikan di perguruan tinggi melatih anak akan kepentingan realitas dunia.

Periode Berdasarkan Psikologis
Para ahli membahas perkembangan jiwa anak, orientasi dari sudut pandang psikologis.
a. Pendapat Kroh
• Dari lahir hingga Trotz periode I disebut masa anak-anak awal (0-3/4 tahun)
• dari Trotz periode I hingga Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah (3, 0/4-12/13)
• Dari Trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut masa kematangan(12/13-21).
b. Charlotte Buhler, membagi perkembangan anak menjadi 5 fase :
• Fase I (0-1) perkembangan sikap subyektif menjadi obyektif
• Fase II (I-4) makin luasnya hubungan dengan benda-benda sekitarnya atau mengenal benda-benda secara subyektif.
• Fase III (4-8) masa pemasukan diri pada masyarakat secara obyektif, adanya hubungan sosial.
• Fase IV (8-13)munculnya minat ke dunia obyek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan disekitarnya secara sadar.
• Fase V (13-19) masa penemuan diri dan kematangan yakni synthesa sikap subyektif dan obyektif.


sumber : http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/fase-dan-tugas-perkembangan.html

seni ubrug

Istilah ubrug diambil dari bahasa Sunda yaitu saubrug-ubrug yang artinya bercampur baur. Dalam pelaksanannya, kesenian ubrug ini kegiatannya memang bercampur yaitu antara pemain/pelaku dengan nayaga yang berada dalam satu tempat atau arena. Namun ada pendapat bahwa ubrug diambil dari kata sagebrug yang artinya apa yang ada atau seadanya dicampurkan, maksudnya yaitu antara nayaga dan pemain lainnya bercampur dalam satu lokasi atau tempat pertunjukan.

Kesenian ubrug terdapat di Kecamatan Cikande bagian utara, Kragilan, Carenang, Pontang, Tirtayasa, Kasemen, Ciruas, Walantaka, Taktakan, Waringin Kurung, Kramat Watu, Bojonegara, Merak, Cilegon, Anyar, Mancak, Cinangka, Ciomas, Pabuaran, Padarineang, dan Pamarayan sebelah utara. Di daerah ini bahasa yang digunakan yaitu bahasa Jawa Banten, sedangkan yang berbahasa Sunda terdapat di Kecamatan Cikande sebelah selatan, Kopo, Cikeusal, Baros, Pamarayan Timur dan Selatan serta Petir. Di sini istilah ubrug diganti dengan istilah topeng, walaupun dalam pertunjukannya sama dengan ubrug dan tidak memakai topeng. Mungkin hal ini disebabkan karena Kabupaten Serang bagian tenggara berdekatan dengan Kabupaten Bogor tempat topeng Cisalak berada.

Selain menyebar di daerah Serang, kesenian ubrug ini pun berkembang dan tersebar hingga ke daerah Tangerang, Lebak, Pandeglang bahkan sampai ke Lampung dan Sumatera Selatan.
Pertunjukkan ubrug hampir mirip dengan sandiwara lainnya di Tatar Sunda. Juru nandung (wanita) berperan sebagai pembuka permainan dengan menyanyi Nandung atau disebut ronggeng. Bodor atau pelawak pria bermain dan berpasangan dengan juru nandung dan mengadakan tarian sambil melawak seperti permainan ketuk tilu atau jaipongan. Jika mandor atau ketua RT yang menjadi tuan rumah, biasanya ia selalu ikut di dalam permainan sehingga dengan adanya ketua RT ini, permainan semakin komunikatif dan ramai.

Waditra yang digunakan dalam ubrug yaitu kendang besar, kendang kecil, goong kecil, goong angkeb (dulu disebut katung angkub atau betutut), bonang, rebab, kecrek dan ketuk. Alat-alat ini dibawa oleh satu orang yang disebut tukang kanco karena alat pemikulnya bernama kanco yaitu tempat menggantungkan alat-alat tersebut.

Busana yang dipakai yaitu: juru nandung mengenakan pakain tari lengkap dengan kipas untuk digunakan pada waktu nandung. Pelawak atau bodor pakaiannya disesuaikan dengan fungsinya sebagai pelawak yang harus membuat geli penonton. Bagi nayaga tidak ada ketentuan, hanya harus memakai pakaian yang rapi dan sopan dan pakaian pemain disesuaikan dengan peran yang dibawakannya.

Urutan pertunjukan ubrug yakni sebagai berikut : (1) Tatalu — gamelan ditabuh sedemikian rupa sehingga kedengaran semarak selama 10-15 menit yang dimulai pada pukul 21.00 WIB. (2) Lalaguan – Ini kemudian disambung tatalu singkat sekitar 2 menit dilanjutkan dengan Nandung. (3) Lawakan — lakon atau cerita yang akan disuguhkan. (4) Soder — yaitu beberapa ronggeng keluar dengan menampilkan goyang pinggulnya. Para pemain memakaikan kain, baju, topi atau yang lainnya ke tubuh ronggeng. Sambil dipakai, para ronggeng terus menari beberapa saat dan kemudian barang-barang tadi dikembalikan kepada pemiliknya dan si pemilik menerima dengan bayaran seadanya. Soder berlangsung + 20-30 menit.

Untuk penerangan digunakan lampu blancong, yaitu lampu minyak tanah yang bersumbu dua buah dan cukup besar yang diletakkan di tengah arena. Lampu blancong ini sama dengan oncor dalam ketuk tilu, sama dengan lampu gembrong atau lampu petromak.

Ubrug dipentaskan di halaman yang cukup luas dengan tenda seadanya cukup dengan daun kelapa atau rumbia. Pada saat menyaksikan ubrug, penonton mengelilingi arena.
Sekitar tahun 1955, ubrug mulai memakai panggung atau ruangan, baik yang tertutup ataupun terbuka di mana para penonton dapat menyaksikannya dari segala arah.
tulisan di ambil http://sunda.web.id/kesenian-jawa-barat/ubrug/

Sabtu, 22 September 2012

17 Pupuh Sunda


Pupuh nya eta karya sastra dina wangun puisi anu kauger ku guru lagu jeung guru wilangan. Guru lagu nya eta sora anu aya ditungtung unggal padalisan, sedengkeun guru wilangan nya eta jumlah engang dina unggal padalisan. 

Pupuh sunda teh aya 17, anu dibagi jadi 2 kategori, nya eta sekar ageung (4 pupuh) jeung sekar alit (13 pupuh). Pupuh sekar ageung ditembangkeun ku cara ngagunakeun leuwih ti hiji jenis lagu, upami pupuh sekar alit ngan bisa ditembangkeun ku hiji jenis lagu.


Sekar Ageung

1. Kinanti : ngagambarkeun nu keur kesel nungguan, deudeupeun, atawa kanyaah.
    conto  : Budak leutik bisa ngapung (8-u)

                babakung ngapungna peuting (8-i)
                ngalayang kakalayangan (8-a)
                neangan nu amis-amis (8-i)
                sarupaning bungbuahan (8-a)
                naon bae nu kapanggih (8-i)

    

    tiasa di download didieu : 


2. Sinom : ngagambarkeun kagumbiraan, kadeudeuh.

    conto : harta pada nareangan (8-a)

               harti pada nyararungsi (8-i)
               sabab duanana guna (8-a)
               harti bisa mere bukti (8-i)
               harta pon kitu deui (7-i)
               bisa ngabul nu dimaksud (8-u)
               nedunan sakahayang (7-a)
               tapi harta gampang leungit (8-i)
               mungguh harti mangpaat dunya aherat (12-a)



     tiasa di download didieu : 




3. Asmarandana : ngagambarkeun rasa kadeudeuh, asih, nyaah.

    conto : eling-eling murangkalih (8-i)
               kudu apik jeung berseka (8-a)
               ulah odoh kapanganggo (8-é/o)
               mun kotor geuwat seuseuhan (8-a)
               soeh geuwat kaputan (7-a)
               kanu buruk masing butuh (8-u)
               kanu anyar masing lebar (8-a)



    tiasa di download didieu :  




4. Dangdanggula : ngagambarkeun katengtreman, kawaasan, kaagungan, jeung kagumbiraan.

    conto :  mega beureum surupna geus burit (10-i)
                ngalanglayung panas pipikiran (10-a)
                cikur jangkung jahe koneng (8-é/o)
                naha teu hayang tepung (7-u) 
                sim abdi mah ngabeunying leutik (9-i)
                ari ras cimataan (7-a)
                gedong tengah laut (6-u)
                ulah kapalang nya bela (8-a)
                paripaos gunting pameulahan gambir (12-i)
                kacipta salamina (7-a)



    tiasa di download didieu :  




Sekar Alit




5. Pucung : ngagambarkeun rasa ambek ka diri sorangan, atawa keuheul kulantaran teu panuju hate.

     conto   :  hayu batur urang diajar sing suhud (12-u)
                   ulah lalawora (6-a)
                   bisi engke henteu naek (8-é/o)
                   batur seuri urang sumegruk nalangsa (12-a)



    tiasa di download didieu :       




6. Wirangrong : ngagambarkeun nu kawiwirangan, era ku polah sorangan.

    conto : barudak mangka ngalarti (8-i) 
               ulah rek ka dalon-dalon (8-o)
               enggon-enggon nungtut elmu (8-u)
               mangka getol mangka tigin (8-i)
               pibekeleun sarerea (8-a)
               modal bakti kanagara (8-a)


   tiasa di download didieu :  


7. Maskumambang : ngagambarkeun kanalangsaan, sedih bari genes hate.

    conto : he barudak kudu mikir tileuleutik (12-i)
               maneh kahutangan (6-a)
               ka kolot ti barang lahir (8-i)
               tepi ka ayeuna pisan (8-a)


     tiasa di download didieu :   


8. Ladrang : ngagambarkeun nu resep banyol bari nyindiran.

    conto : aya hiji rupa sato leutik (10-i)
               engkang-engkang (4-a)
               sok luluncatan dicai (8-i)
               ari bangunna rek sarupa jeung lancah (12-a)


    tiasa di download didieu :  


9. Balakbak : ngagambarkeun heureuy atawa banyol.    

    conto : aya warung sisi jalan rame pisan citameng (15-é)
               awewena luas luis geulis pisan ngagoreng (15-é) 
               lalakina lalakina los kapipir nyo'o monyet nyangereng (15-é)


    tiasa di download didieu : 


10. Magatru : ngagambarkeun nu sedih, handeueul ku kalakuan sorangan, mapatahan.

      conto : coba teguh naon nu sukuna tilu (12-u)
                 panon opat henteu galib (8-i)
                 leumpang rumanggieun laun (8-u)
                 estuning ku matak watir (8-i)
                 dongko bari aha-oho (8-o)
    tiasa di download didieu :  



11. Lambang : ngagambarkeun nu resep banyol tapi banyol nu aya pikiraneunana.

      conto : riab anu lulumpatan (8-a) 2x
                 lumpat bari tatanggahan (8-a) 2x
                 ting alasruk lulumpatan (8-a)
                 rek ngarucu langlayangan (8-a)

     tiasa di download didieu :  



12. Jurudemung : ngagambarkeun nu bingung, susah ku pilakueun.     

      conto : mungguh nu hirup didunya (8-a)
                 ku kersaning anu agung (8-u) 2x
                 geus pinasti panggih (8-i)
                 geus pinasti (6-i)
                 jeung dua rupa perkara (8-a)
                 senang paselang jeung bingung (8-i)


      tiasa di download didieu :  


13. Gurisa : ngagambarkeun jelema nu ngalamun atawa malaweung.

      conto : hayang teuing pareng beunghar (8-a)
                 geus beunghar rek loba amal (8-a)
                 barang bere ka nu susah (8-a)
                 anu perlu ku jairah (8-a)
                 pakir miskin nu malarat (8-a)
                 di bere sacukupna (8-a) 


      tiasa di download didieu :  


14. Gambuh : ngagambarkeun kasedih, kasusah, atawa kanyeri.     

      conto : kaduhung abdi kaduhung (7-u)
                 kaduhung kabawa linglung (10-u)
                 kababawa teu sakola mindeng mangkir (12-i)
                 boga sobat anu ngedul (8-u)
                 ka kolot tukang ngabohong (8-o)

     tiasa di download didieu : 



15. Mijil : ngagambarkeun kasedih tapi bari gede harepan.      

     conto : aduh gusti anu maha suci (10-i)
                 sim abdi rumaos (6-o)
                 pangna abdi dumugi kakesrek (10-é)
                 reh kasepuh parantos ngusir (10-i)
                 takabur sareng dir (6-i)
                 tega nundung sepuh (6-u)


      tiasa di download didieu :   




16. Pangkur : ngagambarkeun rasa ambek nu kapegung, nyanghareupan tugas nu beurat.     

      conto : bapa doblang pada terang (8-a)
                 kumis baplang nutupan biwir nu jeding (11-i)
                 pipi kemong irung mancung (8-u)
                 panon buringas herang (7-a)
                 goreng omong gawang geuweung harung gampung (12-u)
                 licik sarta sok curaling (8-i)


      tiasa di download didieu : 




17. Durma : ngagambarkeun rasa ambek, gede hate, atawa sumanget.      

      conto : purbararang molotot ambek kacida (12-a)
                 keuheul ka purbasari (7-i)
                 nyiksa bebeakan (6-a)
                 purbararang jalma bengal (7-a)
                 purbasari nginghar nangis (8-i)
                 ditundung lara (5-a)
                 nyeuri ku peurih ati (7-i)



      tiasa di download didieu :